HM Sampoerna (HMSP) Habiskan Dana US$ 300 juta, Buat Ini
Wednesday, April 24, 2024       08:46 WIB

JAKARTA, investor.id - Sepanjang 2023, emiten rokok milik Philip Morris International (PMI), PT HM Sampoerna Tbk () menghabiskan dana sebesar US$ 300 juta. Dana tersebut digunakan untuk menggarap produk tembakau bebas asap pertama milik PMI di Asia Tenggara dan ketujuh di dunia.
Presiden Direktur HM Sampoerna () Vassilis Gkatzelis mengatakan, investasi jumbo itu dilakukan perseroan untuk mempercepat komersialisasi produk tembakau inovatif bebas asap di kawasan Asia Pasifik. Dengan modal tersebut perseroan meresmikan fasilitas produksi Karawang dan berhasil melakukan pelepasan ekspor perdana untuk produk yang bernama IQOS ILUMA dengan batang tembakau TEREA yang diperuntukan bagi perokok dewasa dan pengguna produk tembakau/nikotin dewasa di Indonesia.
"Fasilitas produksi kami untuk produk tembakau bebas asap merupakan yang pertama bagi PMI di Asia Tenggara dan yang ketujuh di dunia, serta difokuskan untuk ekspor ke kawasan Asia Pasifik maupun memenuhi permintaan pasar domestik yang sejalan dengan agenda hilirisasi pemerintah," jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (23/4/2024).
Sementara itu, kinerja segmen sigaret kretek tangan (SKT) menunjukan tanda pemulihan dengan pangsa pasar 28% pada tahun 2023 setelah mengalami tren penurunan pangsa pasar berkelanjutan dari 37% pada 2006 menjadi 17% pada tahun 2019. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah terkait cukai produk tembakau yang mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja serta tembakau dan cengkeh dari petani lokal.
Seiring dengan hal tersebut, Sampoerna menambah fasilitas produksi SKT dan Mitra Produksi Sigaret (MPS) pada awal 2024 yang berdampak langsung pada penyerapan puluhan ribu tenaga kerja baru. Dengan penambahan tersebut, total tenaga kerja Sampoerna secara langsung dan tidak langsung menjadi lebih dari 90 ribu orang.
"Memasuki 111 tahun Sampoerna di Indonesia, kami terus konsisten berupaya berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi jangka panjang, menciptakan nilai ekonomi di seluruh mata rantai industri, dan penyerapan tenaga kerja yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap penciptaan efek berganda di Indonesia," tutur Vassilis
Vassilis juga menambahkan, saat ini, industri tembakau masih menghadapi tantangan-tantangan utama dengan kenaikan tarif cukai dua digit yang signifikan di atas tingkat inflasi, kesenjangan cukai yang semakin besar antara segmen Volume Golongan 1 dan segmen Di Bawah Volume Golongan 1 yang dikenakan cukai lebih rendah, serta meningkatnya peredaran rokok ilegal.
Secara keseluruhan, volume industri rokok nasional mengalami penurunan sebesar 4% dibandingkan 2022. Meskipun dalam kondisi yang penuh tantangan, penjualan bersih Sampoerna meningkat sebesar 4,3% menjadi Rp 116 triliun, meskipun profitabilitas masih jauh di bawah tingkat sebelum pandemi.

Sumber : investor.id

berita terbaru
Saturday, May 04, 2024 - 18:47 WIB
GOTO Berencana Private Placement dan Buyback Saham
Saturday, May 04, 2024 - 18:37 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KARW
Saturday, May 04, 2024 - 18:32 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of GDST
Saturday, May 04, 2024 - 18:22 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of YPAS
Saturday, May 04, 2024 - 18:19 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of TYRE
Saturday, May 04, 2024 - 18:16 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of IGAR
Saturday, May 04, 2024 - 18:13 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PTDU